JAKARTA - Partai Gerindra mengaku masih mempertimbangkan Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai juru kampanye nasional. Meski, dikabarkan Gerindra tidak mendaftarkan Ahok sebagai juru kampanye pada Pemilu 2014.

"Enggak secara khusus ditarik sebagai jurkam, kalau waktunya memungkinkan, kita pertimbangkan," kata Anggota Dewan Pembina Gerindra Martin Hutabarat di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (6/6/2024).

Ia mengatakan menjelang pemilu 2014 merupakan tanggungjawab kader dalam mengkampanyekan partai kepada masyarakat. "Kan mereka juga naik gara-gara partai," tuturnya.

Saat ditanyakan apakah tidak akan menimbulkan kekosongan pemimpin di Jakarta bila Jokowi dan Ahok menjadi Jurkan, Martin mengatakan hal itu bisa diatur.

Anggota Komisi III DPR itu mengatakan kompetensi menjadi juru kampanye harus memiliki elektabilitas yang dapat meningkatkan citra partai. "Sehingga para pemiliih melihat kita sungguh-sungguh menugaskan kader terbaik kita," tuturnya.

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengungkapkan kegembiraannya lantaran muncul larangan dari Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto yang isinya melarang dirinya untuk menjadi juru kampanye (jurkam) nasional partai Gerindra.

"Saya lebih senang dong kalau begitu," ujar Basuki atau akrab disapa Ahok di Balai Kota, Jakarta, Rabu (5/3/2024).

Namun, mantan Bupati Belitung Timur ini tidak menjelaskan secara utuh ungkapannya lantaran dirinya harus menghadiri rapat bersama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo di Balai Agung, gedung Balai Kota.

Seperti diketahui, larangan tidak boleh menjadi juru kampanye tersebut tidak hanya berlaku kepada Ahok, namun juga kepada Walikota Bandung, Ridwan Kamil.

Dalam hal ini, Prabowo meminta kepada keduanya untuk tetap fokus bekerja di posisinya masing-masing, yakni memberikan pelayanan kepada masyarakat Jakarta dan Bandung.

Sumber : TRIBUNNEWS.COM