Jakarta - Partai politik (parpol) yang sedang diterpa kasus korupsi dinilai sulit untuk mengembalikan kepercayan publik. Sebab, kasus korupsi merupakan tindak kejahatan yang luar biasa.

Pakar komunikasi politik dari Universitas Indonesia (UI) Effendi Gazali mengatakan, parpol akan kesulitan untuk meningkatkan elektabilitas jika tokoh sentral partainya terjerat kasus korupsi.

Sebagai salah satu contoh, kata Effendi, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang sedang mengalami krisis kepercayaan publik akibat kasus korupsi yang menjerat mantan presiden partai ini, Luthfi Hasan Ishaq (LHI), akan mengalami kesulitan untuk mendongkrak citra partainya.

"Kalau dia (PKS) membangkitkan diri sendiri, saya kira tidak efektif," kata Effendi, kepada INILAH.COM, di Jakarta, Jumat (29/11/2023).

Menurutnya, elektabilitas PKS baru bisa kembali pulih jika parpol lainnya juga sedang diterpa kasus korupsi. "PKS bisa naik kalau partai lain juga mengalami masalah yang sama (kasus korupsi) dengan dia," tegas Effendi.

Diketahui, Presiden PKS Anis Matta mengatakan, telah mempersiapkan beberapa resep untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap partainya. Menurutnya, salah satu resep yang dilakukan adalah dengan cara turun langsung ke daerah.

"Kita sekarang kerja keras sajalah. Saya hanya silaturahim saja, turun ke bawah, saya sudah mengunjungi ke daerah-daerah di Indonesia. Insya Allah akan ada perbaikan," kata Anis, Jakarta, Kamis (28/11/2023).

Selain itu, lanjut Anis, partainya juga sedang melakukan Pemilihan Rakyat (Pemira), yang bertujuan untuk melakukan penjaringan terhadap calon presiden (Capres) PKS.

"Kalau pemira ini geliatnya kader, kader yang punya tuntutan kepada partai supaya menetapkan Capresnya. Kita sih pimpinan biasa saja," jelas Anis. [mes]

sumber inilah.com