Ahok Bocorkan Duet Mega-Jokowi

Kategori: pilpres



Jakarta  – Dalam sehari kemarin, peta pencapresan yang bergerak dinamis dikaitkan dengan dua tokoh politik gaek, Aburizal Bakrie dan Megawati Soekarnoputri. Di saat Ical –sapaan populer Aburizal- menggaungkan sejumlah nama yang masuk daftar bidikan calon wakil presiden pendampingnya, suara sumbang terkait kemungkinan Megawati nyapres lagi di 2014 tiba-tiba keluar dari pernyataan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Secara terang-terangan, Ahok mengungkapkan bahwa PDI P masih menginginkan ketua umumnya itu maju lagi sebagai capres didampingi Joko Widodo (Jokowi).

Keterangan itu mendadak mencuat dari mulut Ahok lantaran dirinya terus dikaitkan dengan kabar pencalonannya sebagai cawapres mendampingi Jokowi yang akan diusung PDI Perjuangan. Spekulasi duet Ahok dengan Jokowi itu menguat menyusul pertemuan tertutup kedua tokoh ini dengan Megawati di kediamannya, Minggu (8/12) lalu. Undangan Mega tersebut tentu mengundang spekulasi pemasangan Jokowi-Ahok sebagai duet capres-cawapres PDI P. Karena, biasanya, hanya Jokowi yang kerap hadir di kediaman mantan Presiden RI tersebut. 
 
Tapi, Ahok menampik keras spekulasi yang berkembang demikian. Sebaliknya, Ahok malah mengungkapkan info mengejutkan bahwa Mega justru akan maju lagi di Pilpres dengan menggandeng kadernya yang tengah melejit, Jokowi. 
"Kelihatannya beberapa orang di sana (partai) mau Bu Mega sama Jokowi yang maju (pilpres). Pasti, Mega maju sendiri lagi sama Pak Jokowi," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta itu di Balaikota Jakarta, Jumat (13/12). 

Selain spekulasi dimajukannya duet Jokowi-Ahok di Pilpres 2014, skenario lain dari Mega yang mengiringi pertemuan tersebut adalah turunnya restu untuk Jokowi nyapres, sehingga Ahok otomatis menjadi Gubernur DKI. Mega hanya memikirkan kandidat yang akan menduduki jabatan wakil gubernurnya. 

Karena, jika memang Jokowi menjadi presiden, Ahok mengaku tidak memiliki hak untuk memilih wagub. Adalah PDI P dan Gerindra sebagai parpol pengusung yang berhak memilih wagubnya.  Kedua parpol itu akan mengajukan dua nama calon pengganti posisi Basuki sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta. Hanya jika boleh memilih, Ahok lebih menghendaki mantan Wali Kota Surabaya, Bambang DH sebagai pendampingnya dibanding tokoh lain seperti Tri Rismaharini (Wali Kota Surabaya sekarang) atau Teten Masduki. 

Terlepas dari spekulasi tersebut, Ahok lagi-lagi menepis anggapan bahwa kedatangannya bersama Jokowi dan sejumlah tokoh lain (Komarudin Hidayat dan Teten Masduki) di kediaman Mega pekan lalu itu bukan untuk menggodok pencapresan Jokowi dengan dirinya. ”Cuma jamuan makan-makan. Saya diminta menyajikan mie Belitung,” ucap Ahok. 

Kemungkinan majunya duet Mega-Jokowi yang diklaim Ahok tadi mengemukan seiring konferensi pers yang digelar Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie (Ical). Capres Golkar ini tiba-tiba bicara soal calon pendampingnya.  Ia mengaku sudah mengamati sejumlah calon. Dua di antara yang disebut Ical adalah Mahfud MD dan Wagub Jatim, Saifullah Yusuf (Gus Ipul). 

"Pak Mahfud kan baik dan bagus, untuk membicarakan soal pemberantasan korupsi itu kan Beliau tepat. Ada juga saran untuk Gus Ipul," katanya di kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar, Jakarta, kemarin. 
Secara terbuka, ia mengapresiasi usul Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Akbar Tandjung yang merekomendasikan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD sebagai cawapresnya. “Mahfud bagus, berani, jujur. Bicara pemberantasan korupsi bagus,” ujar Ketua Umum Golkar itu.

Hanya, Ical tidak bisa memastikan sekarang siapa sosok yang akan menjadi cawapresnya. Ia menyatakan, figur cawapres itu baru akan diumumkan usai penetapan hasil Pemilu legislatif 2014.  “Kalau perolehan suara Golkar tidak sampai 20 persen, rencana berubah lagi. Tapi kami yakin Golkar bisa 30 persen,” kata Ical.

Undang-Undang mensyaratkan capres dan cawapres diajukan oleh partai politik atau gabungan parpol yang perolehan suara minimalnya 20 persen. Di bawah itu, parpol tak bisa mengajukan capres-cawapres sendiri, dan harus berkoalisi dengan partai lain.
Di tempat yang sama, Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar, Idrus Marham membeber beberapa nama lain yang sedang dipantau serius oleh Ical dan partainya.  Mereka di antaranya, Jokowi Widodo, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDI Perjuangan Puan Maharani, Gubernur DIY, Sultan Hamengku Buwono X, dan Khofifah Indar Parawansa. 

"Kandidat cawapresnya banyak sekali. Ada Jokowi, Prabowo, Gus Ipul, dan Puan Maharani," ujar Idrus di Kantor DPP Partai Golkar, Jumat (13/12). 

Menurut Idrus, partainya sudah berkomunikasi dengan semua tokoh itu. Golkar akan berhati-hati dalam menentukan cawapres karena mereka tak mau pemerintahan Ical – apabila terpilih di pilpres – pecah di tengah jalan. Karena itu, kata Idrus, Golkar akan menggodok sejumlah figur tadi di Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) usai Pileg. Kendati keputusan akhir ada di tangan Ical. 

“Harus sukses lima tahun ke depan. Jangan seperti di beberapa daerah, mereka hanya sukses menang, tapi tidak sukses memimpin. Kadang-kadang satu tahun sudah pecah kongsi. Siapa saja yang diinginkan oleh rakyat dan Golkar, silakan. Nanti kami sesuaikan dengan persyaratan dan kriteria yang ada,” kata Idrus.

Berita Terkait




Komentar :




Isi Komentar :




Berita Terbaru