PPP Incar Jokowi Jadi Presiden

Kategori: pilpres



JAKARTA - Nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi masuk nominee atau daftar kandidat calon presien yang akan diusung Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Namun keputusan akhir masih akan dibahas dalam Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Ke-2 di Bandung, 7-9 Februari 2014. Ketua Umum PPP Suryadharma Ali muncul sebagai capres dari kalangan internal.

"Calon alternatif yang kemarin pada Mukernas I disebut-sebut, seperti Mahfud MD, Jusuf Kalla, Anies Baswedan, Khofifah, dan sekarang nama Jokowi juga sudah mulai kami perhitungkan," kata Wakil Ketua Umum PPP Lukman Hakim Saifuddin, di Kantor DPP PPP, Jakarta, Senin (3/2) siang.

Lukman optimistis, PPP dapat merangkul satu dari sekian nama tersebut karena belum satu pun yang resmi didukung partainya masing-masing. Mahfud dan JK selama ini masuk dalam bursa capres yang akan diusung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Namun, menurut Lukman, keduanya masih harus bersaing dengan alternatif calon lainnya, Rhoma Irama.

Anies Baswedan yang menjadi salah satu peserta Konvensi Capres Demokrat juga harus bersaing dengan sepuluh peserta lain. Adapun Jokowi juga belum diusung secara resmi oleh PDI-P. Lukman mengatakan, selain soal calon presiden yang akan diusung, Mukernas juga akan membahas waktu pendeklarasian capres.

"Pertama adalah sebelum pemilu legislatif digelar. Yang kedua adalah setelah pemilu legislatif dilaksanakan, setelah kami tahu perolehan suara," ujar Lukman.

Ia menjelaskan, dengan mengusung capres sebelum pemilu legislatif, diharapkan capres yang diusung akan mendongkrak elektabilitas suara PPP. Namun, PPP juga masih mempertimbangkan ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold).

Untuk memenuhi batas presidential threshold, menurut Lukman, cukup berat. PPP juga memperhitungkan opsi kedua, yakni pendeklarasian setelah pemilu legislatif.

Menanggapi sinyalemen PPP menggaet Jokowi, masuk ke dalam bursa calon presidennya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan mersa kesetiaan mantan Wali Kota Solo itu takkan tergoyahkan. Hal itu disampaikan Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Eriko Sotarduga, Senin.

"Apa pun juga Pak Jokowi kader PDI Perjuangan yang memiliki loyalitas dan kepribadian yang sudah sangat teruji. Sebagai kader pasti akan loyal dan patuh terhadap penugasan partai melalui Ketua Umum," ujar Eriko.

Eriko meminta kepada PPP untuk menyampaikan usulan Jokowi menjadi calon presiden secara  resmi kepada Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Nantinya, Megawati akan memutuskan yang terbaik atas tawaran PPP tersebut.

PDI Perjuangan, lanjut Eriko, mengaku bangga ada salah satu kadernya yang dianggap berpotensi sebagai pimpinan masa mendatang. Namun, Eriko lagi-lagi menyatakan bahwa Jokowi akan selalu patuh kepada keputusan partai.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Tjahjo Kumolo mengaku pihaknya telah memiliki beberapa skenario yang bakal mereka jalankan dalam Pilpres 2014.

Skenario pertama, jika PDIP berhasil melewati ambang batas pencalonan presiden-wakil presiden 20 persen dalam jumlah anggota DPR RI atau 25 persen perolehan suara sah, maka sudah ada dua nama di internal yang akan dipasangkan, yakni Megawati dan Jokowi.

Skenario kedua, jika suara PDI-P di Pemilu Legislatif 2014 tidak cukup untuk mengusung pasangan capres-cawapres sendiri, maka Jokowi akan dipasangkan dengan cawapres dari partai koalisi.

PDI-P membahas skenario calon presiden dan wakil presiden yang akan diusung pada Pemilu Presiden 2014 mendatang. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi masuk dalam skenario bakal capres PDI-P.

Pembahasan pencapresan tersebut dilakukan dalam rapat koordinasi (rakor) ke-III di Kantor DPP PDI-P di Lenteng Agung, Jakarta, akhir Januari, Rabu pekan lalu.

Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Tjahjo Kumolo yang membuka rapat mengungkapkan beberapa skenario yang bakal mereka jalankan dalam Pilpres 2014. Skenario pertama, jika mereka berhasil melewati ambang batas pencalonan presiden-wakil presiden, maka sudah ada dua nama di internal yang akan dipasangkan sebagai capres dan cawapres.

"Nama di internal yang selalu muncul dalam berbagai survei pilpres, siapa lagi kecuali Jokowi dan Bu Megawati," ungkap Tjahjo.

Skenario kedua, tambah dia, jika suara PDI-P di Pemilu Legislatif 2014 tidak cukup untuk mengusung pasangan capres-cawapres sendiri, maka Jokowi akan dipasangkan dengan cawapres dari partai koalisi. "Nah sekarang kalau koalisi, Jokowi pasangannya siapa, itu yang akan dipikir," lanjut Tjahjo.

Tjahjo menambahkan, jika mesti berkoalisi, pihaknya ingin berkoalisi dengan partai yang mempunyai visi dan misi serupa dengan PDI-P. PDI-P telah menjalin komunikasi dengan beberapa pimpinan partai.

"Kita sudah bertemu dengan Nasdem. Bu Mega berdialog intensif dengan Yusril (Izha Mahendra, Ketua Dewan Syuro PBB) sebelum keputusan MK (uji materi UU Pilpres), lalu Pak Sutiyoso (Ketua Umum PKPI), kemudian Pak Hatta (Ketua Umum PAN), juga dengan Pak Suryadharma (Ketua Umum PPP)," ujar Tjahjo.

Sumber: TRIBUNNEWS.COM,

Berita Terkait




Komentar :




Isi Komentar :




Berita Terbaru

  • Navigasi Menu

  • Tentang Kami

    berita pemilu.com adalah sebuah referensi informasi pemilu dan pemilukada di seluruh indonesia. berita pemilu dan pemilukada yang kami publish ke situs kami bersumber dari wartawan, korespoden kami di daerah,dan karena keterbatasan kami menjangkau seluruh wilayah di indonesia maka kami mengambil sumber berita dari kutipanportal berita nasional dan lokal.
  • Twitter