web directoriesfree CSS templates
Selasa, 06 November 2023 - 11:07:28 WIB Dibaca: 2949 kali
PILKADA SULTRA : Hasil Hitung Cepat Tidak Ada yang Sama

KENDARI - Hitung cepat yang dilakukan beberapa lembaga survei terhadap hasil pemilihan kepala daerah (pilkada) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menunjukkan hasil pemenang berbeda-beda.
Tiga pasangan kontestan pilkada Sultra, Buhari Matta-Amirul (BM-Amirul), Nur Alam-Saleh Lasata (Nusa), dan Ridwan Bae-Haerul Saleh (Arbae), masing-masing mengklaim sebagai pemenang berdasarkan hasil hitung cepat tersebut. Lembaga Survei Satu Hati menempatkan pasangan BM-Amirul di urutan teratas perolehan suara yakni 47,3 persen, diikuti pasangan Nusa 37,6 persen, dan pasangan Arbae 15,1 persen.
Jaringan Survei Indonesia (JSI) menempatkan pasangan Nusa sebagai pemenang dengan perolehan 50,03 persen, disusul pasangan BM-Amirul sebesar 26,74 persen, dan pasangan Arbae 23,23 persen. Sementara itu Partai Golkar juga mengeluarkan rilis hasil hitung cepat yang menempatkan pasangan Arbae sebagai pemenang dengan perolehan 42,6 persen, diikuti pasangan Nusa 34,3 persen, dan pasangan BM-Amirul 23,01 persen. "Berbeda dengan pilkada lain yang ada di beberapa kabupaten/kota di Sultra, bahkan di Indonesia, setiap perhitungan cepat selalu mengarah pada satu nama pasangan yang sama sebagai pemenang, yang berbeda hanya nilai persentasenya," kata Rusman, salah satu warga setempat mengomentari hasil perhitungan cepat itu.
Rusman berharap, KPU selaku penyelenggara pilkada bisa melakukan rapat pleno penetapan secepatnya agar masyarakat bisa memperoleh kepastian pemenang pilkada Sultra yang digelar Minggu (4/11).
Ketua DPD Golkar Sultra Ridwan Bae di Kendari, Minggu malam, mengatakan, berdasarkan perhitungan cepat yang dilakukan tim Golkar pasangan Arbae berhasil mengalahkan dua pasangan BM-Amirul) dan Nusa. "Berdasarkan hitungan kami, pasangan Nusa hanya meraih 34,30 persen, sementara pasangan BM-Amirul meraih suara 23,01 persen," kata Ridwan Bae.
Ia menyebutkan, berdasarkan hasil hitung cepat yang dilakukan Golkar, pasangan Arbae unggul di empat daerah yakni Kota Kendari, Kabupaten Kolaka Utara, Kabupaten Muna, dan Kabupaten Buton Utara.
Ridwan Bae mengaku heran dengan hasil hitung cepat versi Jaringan Suara Indonesia (JSI) yang memenangkan pasangan Nusa dan menempatkan pasangan Arbae di posisi ketiga.
"Dalam perhitungan JSI, menempatkan pasangan Nusa memperoleh suara 50 persen, BM-Amirul 26 persen, dan pasangan Arbae 23 persen. Angka itu sudah tersebar beberapa jam sebelum perhitungan suara di TPS, bahkan beredar isu angka itu sudah ketahuan beberapa hari sebelum pemungutan suara," kata Ridwan.
 
Sumber : Suarakarya-online.com

Tweet

7 Komentar :

nurani sultra
06 November 2023 - 11:58:14 WIB

kalau bisa tdk ush ada le
baga yg memberikan informasi yg tdk jelas untuk pilgub sultra, ksh informasi yg jelas !!!!
Sarjiansar
06 November 2023 - 15:16:56 WIB

Keputusan KPU yg jelas asal jangan curang !!
bilal
06 November 2023 - 17:29:07 WIB

hasil yg sbnarx nanti pd perhtungan oleh KPU, masyrkt tdk usah mempolemikkan hasil Quick Count yg hsilx blm tentu tepat. Kalau sdh perhtungan KPU yah sdh jelas siapa pemenangx...... diluar keputusan MK yg nantix memerintahkn PSU atau gugatan pilkada kali ini
sudiartha,,
06 November 2023 - 19:36:12 WIB

kalo bisa jangan pasang info yg tidak pasti tentang hasil pilgub sultra,,,,,,,,,,
faisal
07 November 2023 - 15:19:04 WIB

z harap kpu bisa bekerja dengan baik dan tentrm,, umumkanlah sapa pemenang dan siapa yg kalah,, jngan ragu karna itu dalah tugas klian,,
jangan buat masarakt bingung dngan hasil perhitungan cepat..
Dendi
20 November 2023 - 15:26:03 WIB

Siapapun yg menang adalah dia yg bisa merangkul rakyat sultra menuju msyrk adil,makmur dan sejahtera.,
trica jus
12 Januari 2013 - 14:14:44 WIB

thanks informasinya bradaa,,, like this
http://goo.gl/T077C

Isi Komentar :
Nama :
Website :
Komentar
 
 (Masukkan 6 kode diatas)

 

 
  Terkini  
  Terpopuler  
  Komentar  
Hasil PILKADA - Real Quick Count
Partai
  • Pendirian Partai HANURA dirintis oleh Wiranto bersama tokoh-tokoh nasional yang menggelar pertemuan di Jakarta pada tanggal 13-14 November 2006.
  • Partai Amanat Nasional (PAN) adalah sebuah partai politik di Indonesia. Asas partai ini adalah "Akhlak Politik Berlandaskan Agama yang Membawa Rahmat bagi Sekalian Alam" . PAN didirikan pada tanggal 23 Agustus 1998
  • Partai Keadilan Sejahtera (PKS), sebelumnya bernama Partai Keadilan (PK), adalah sebuah partai politik berbasis Islam di Indonesia. PKS didirikan di Jakarta pada 20 April 2002.
  • Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) adalah sebuah partai politik di Indonesia. Lahirnya PDI-P dapat dikaitkan dengan peristiwa 27 Juli 1996
  • Partai Golongan Karya (Partai Golkar), sebelumnya bernama Golongan Karya (Golkar) dan Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar), adalah sebuah partai politik di Indonesia.
  • Partai Demokrat adalah sebuah partai politik Indonesia. Partai ini didirikan pada 9 September 2024 dan disahkan pada 27 Agustus 2003.
  • Jakarta : Kemenangan Partai Keadilan Sejahtera dalam beberapa pemilihan kepala daerah (pilkada) diyakini karena mesin politik partai tersebut terus mengalami regenerasi.

    "Faktor pemenangan terbesar adalah mesin politik. Saya berbeda dengan pengamat yang mengatakan kemenangan kami mengandalkan calon," kata Presiden PKS Anis Matta di Jakarta, Selasa (16/4/2024).

    Anis menambahkan, kasus yang menimpa Presiden PKS terdahulu Luthfi Hassan Ishaq tidak memiliki pengaruh besar untuk urusan pilkada. "Kasus ini (Luthfi Hasan) sangat dekat dengan Pilkada Jabar dan Sumut, dan kasus itu tidak ada pengaruhnya," ujarnya.

    Ia menegaskan PKS menciptakan tokoh ketika yang bersangkutan masuk ke dalam partai, berbeda dengan partai lain. Mesin partai bekerja secara efektif sehingga menjadikan seorang guru bahasa Arab bernama Ahmad Heryawan menjadi Gubernur Jawa Barat.

    "Seorang guru bahasa Arab Ahmad Heryawan dilatih dan disiapkan menjadi pemimpin (Gubernur Jawa Barat), dan mampu diterima," terang Anis. (Yus)
Tokoh
Ir. H. Joko Widodo
Selasa ,06 November 2012 - 16:44:56 WIB

Ir. H. Joko Widodo (lahir di Surakarta, 21 Juni 1961), lebih dikenal dengan nama julukan Jokowi, adalah Wali Kota Surakarta (Solo) selama dua kali masa bakti 2005-2015. Dalam masa jabatannya, ia diwakili F.X. Hadi Rudyatmo sebagai wakil walikota. Dia dicalonkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

Baca Selengkapnya...
Sri Mulyani Indrawati
Dahlan Iskan
Dr.H.M Hidayat Nur Wahid, M.A
Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla