web directoriesfree CSS templates
Kamis, 07 Maret 2013 - 21:29:36 WIB Dibaca: 299 kali
Menang di Pilkada Jabar dan Sumut Naikkan Elektabilitas PKS

JAKARTA--Kemenangan beruntun pasangan yang diusung PKS di Pilkada Jawa Barat (Jabar) dan Sumatera Utara (Sumut), diperkirakan akan menaikkan elektabilitas PKS pada pemilu 2014 nanti.

Menurut pengamat politik dari Media Survey Nasional (Median) Erik Marbun, wilayah Jabar dan Sumut memiliki jumlah pemilih yang relatif besar di Indonesia.

“Jumlah pemilih di Jawa Barat itu terbesar di Pulau Jawa, dan Sumatera Utara memiliki jumlah terbesar di Pulau Sumatera,” katanya dalam rilis yang diterima Tribunnews.com, Kamis (7/03/2024).

Menurutnya, kemenangan di dua pilkada itu telah menunjukkan kepemimpinan Anis Matta sebagai Presiden PKS, telah berhasil membalikkan arus serangan terhadap PKS, menjadi peluang.

“Serangan kepada PKS setidaknya bisa dijadikan peningkat soliditas bagi kader PKS, ketimbang meruntuhkan soliditas mereka”ujarnya.

Selain itu, Rico Menambahkan, kemenangan di Sumut sebenarnya sangat berharga bagi PKS, mengingat Sumut notabene dengan pemilih relatif pluralis, membuktikan bahwa kandidat yang ditawarkan PKS bisa diterima oleh banyak pihak dengan latar belakang berbeda.

Kemenangan pasangan Gatot Pujo dan Tengku Ery yang diusung PKS pada pilkada Sumut menurut pengajar politik Universitas Paramadina ini, telah diprediksi sejak awal.

Berdasarkan temuan survei yang dilakukan Media survey Nasional (Median), pada 17-22 Februari 2013, tingkat elektabilitas, pasangan ini menduduki peringkat pertama dengan 29,9 persen, disusul Gus Irawan-Sukiman sebesar 22,5 persen, Effendi Simbolon-Jumira Abdi 13,7 persen.

Kemudian, pasangan Amri Tambunan-RE Nainggolan (11,3 persen), dan Chairuman Harahap-Fadli Nurzal (8,8 persen), sedangkan yang tidak menentukan sebesar 14,1 persen.

“Berdasarkan hasil quick count diketahui bahwa raihan pasangan Gatot Pujo-Tengku Ery menacapai sekitar 32 persen, menunjukkan di dua pekan terakhir, petinggi PKS berhasil memanfaatkan momentum menaikkan elektabilitas pasangan tersebut," Riko menjelaskan.

"Dan pasangan Gus Irawan-Sukiman cenderung menurun dengan raihan sekitar 19 persen. sedangkan pasangan Effendi Simbolon-Jumira Abdi berhasil menaikkan elektabilitas sekitar 24 persen di quick count. Sedangkan pasangan kandidat lainnya cendrung stagnan,” katanya lagi.

Selain itu, menurut pengajar universitas paramadina ini, satu yang menarik dari pilkada Jabar dan Sumut ini adalah ketidakmampuan Jokowi effect memenangkan pasangan yang didukungnya. Seperti yang diketahui, bahwa Jokowi sempat menjadi juru kampanye untuk pasangan Rieke-Teten di Pilkada Jabar, dan pasangan Effendi Simbolon-Jumira Abdi di Pilkada Sumut.

“Kekalahan pasangan kepala daerah yang menghadirkan Jokowi sebagai juru kampanye di Jabar dan Sumut, bisa menunjukkan bahwa tuah jokowi mulai memudar,” pungkasnya.

Sumber : Tribunnews.com


Tweet

0 Komentar :


Isi Komentar :
Nama :
Website :
Komentar
 
 (Masukkan 6 kode diatas)

 

 
  Terkini  
  Terpopuler  
  Komentar  
Hasil PILKADA - Real Quick Count
Partai
  • Pendirian Partai HANURA dirintis oleh Wiranto bersama tokoh-tokoh nasional yang menggelar pertemuan di Jakarta pada tanggal 13-14 November 2006.
  • Partai Amanat Nasional (PAN) adalah sebuah partai politik di Indonesia. Asas partai ini adalah "Akhlak Politik Berlandaskan Agama yang Membawa Rahmat bagi Sekalian Alam" . PAN didirikan pada tanggal 23 Agustus 1998
  • Partai Keadilan Sejahtera (PKS), sebelumnya bernama Partai Keadilan (PK), adalah sebuah partai politik berbasis Islam di Indonesia. PKS didirikan di Jakarta pada 20 April 2002.
  • Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) adalah sebuah partai politik di Indonesia. Lahirnya PDI-P dapat dikaitkan dengan peristiwa 27 Juli 1996
  • Partai Golongan Karya (Partai Golkar), sebelumnya bernama Golongan Karya (Golkar) dan Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar), adalah sebuah partai politik di Indonesia.
  • Partai Demokrat adalah sebuah partai politik Indonesia. Partai ini didirikan pada 9 September 2024 dan disahkan pada 27 Agustus 2003.
  • Jakarta : Kemenangan Partai Keadilan Sejahtera dalam beberapa pemilihan kepala daerah (pilkada) diyakini karena mesin politik partai tersebut terus mengalami regenerasi.

    "Faktor pemenangan terbesar adalah mesin politik. Saya berbeda dengan pengamat yang mengatakan kemenangan kami mengandalkan calon," kata Presiden PKS Anis Matta di Jakarta, Selasa (16/4/2024).

    Anis menambahkan, kasus yang menimpa Presiden PKS terdahulu Luthfi Hassan Ishaq tidak memiliki pengaruh besar untuk urusan pilkada. "Kasus ini (Luthfi Hasan) sangat dekat dengan Pilkada Jabar dan Sumut, dan kasus itu tidak ada pengaruhnya," ujarnya.

    Ia menegaskan PKS menciptakan tokoh ketika yang bersangkutan masuk ke dalam partai, berbeda dengan partai lain. Mesin partai bekerja secara efektif sehingga menjadikan seorang guru bahasa Arab bernama Ahmad Heryawan menjadi Gubernur Jawa Barat.

    "Seorang guru bahasa Arab Ahmad Heryawan dilatih dan disiapkan menjadi pemimpin (Gubernur Jawa Barat), dan mampu diterima," terang Anis. (Yus)
Tokoh
Ir. H. Joko Widodo
Selasa ,07 Maret 2013 - 16:44:56 WIB

Ir. H. Joko Widodo (lahir di Surakarta, 21 Juni 1961), lebih dikenal dengan nama julukan Jokowi, adalah Wali Kota Surakarta (Solo) selama dua kali masa bakti 2005-2015. Dalam masa jabatannya, ia diwakili F.X. Hadi Rudyatmo sebagai wakil walikota. Dia dicalonkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

Baca Selengkapnya...
Sri Mulyani Indrawati
Dahlan Iskan
Dr.H.M Hidayat Nur Wahid, M.A
Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla