Khofifah Janjikan Rp 800 Juta Tiap Asrama Ponpes
Kedatangan Khofifah di Kediri Disambut Tangis Muslimat
Gus Ipul Rangkul Suara Muslimat NU Pasuruan
Himpunan Generasi Muda Madura Pilih Dukung Khofifah
Buntut Debat Kandidat di Televisi Bagi Bambang DH
Status Bakal Calon Diperpanjang
Bakal Calon Bingung Jadwal Pilgub
Proximity: Elektabilitas KarSa 54,5 Persen, Khofifah 13,3 Persen
Bambang DH Blusukan di Terminal Arjosari
Pasangan Berkah Target Satu Putaran
Kamis, 07 Maret 2013 - 21:29:36 WIB Dibaca: 299 kali Menang di Pilkada Jabar dan Sumut Naikkan Elektabilitas PKS
JAKARTA--Kemenangan beruntun pasangan yang diusung
PKS di Pilkada Jawa Barat (Jabar) dan Sumatera Utara (Sumut),
diperkirakan akan menaikkan elektabilitas PKS pada pemilu 2014 nanti.
Menurut pengamat politik dari Media Survey Nasional (Median) Erik Marbun, wilayah Jabar dan Sumut memiliki jumlah pemilih yang relatif besar di Indonesia. “Jumlah pemilih di Jawa Barat itu terbesar di Pulau Jawa, dan Sumatera Utara memiliki jumlah terbesar di Pulau Sumatera,” katanya dalam rilis yang diterima Tribunnews.com, Kamis (7/03/2024). Menurutnya, kemenangan di dua pilkada itu telah menunjukkan kepemimpinan Anis Matta sebagai Presiden PKS, telah berhasil membalikkan arus serangan terhadap PKS, menjadi peluang. “Serangan kepada PKS setidaknya bisa dijadikan peningkat soliditas bagi kader PKS, ketimbang meruntuhkan soliditas mereka”ujarnya. Selain itu, Rico Menambahkan, kemenangan di Sumut sebenarnya sangat berharga bagi PKS, mengingat Sumut notabene dengan pemilih relatif pluralis, membuktikan bahwa kandidat yang ditawarkan PKS bisa diterima oleh banyak pihak dengan latar belakang berbeda. Kemenangan pasangan Gatot Pujo dan Tengku Ery yang diusung PKS pada pilkada Sumut menurut pengajar politik Universitas Paramadina ini, telah diprediksi sejak awal. Berdasarkan temuan survei yang dilakukan Media survey Nasional (Median), pada 17-22 Februari 2013, tingkat elektabilitas, pasangan ini menduduki peringkat pertama dengan 29,9 persen, disusul Gus Irawan-Sukiman sebesar 22,5 persen, Effendi Simbolon-Jumira Abdi 13,7 persen. Kemudian, pasangan Amri Tambunan-RE Nainggolan (11,3 persen), dan Chairuman Harahap-Fadli Nurzal (8,8 persen), sedangkan yang tidak menentukan sebesar 14,1 persen. “Berdasarkan hasil quick count diketahui bahwa raihan pasangan Gatot Pujo-Tengku Ery menacapai sekitar 32 persen, menunjukkan di dua pekan terakhir, petinggi PKS berhasil memanfaatkan momentum menaikkan elektabilitas pasangan tersebut," Riko menjelaskan. "Dan pasangan Gus Irawan-Sukiman cenderung menurun dengan raihan sekitar 19 persen. sedangkan pasangan Effendi Simbolon-Jumira Abdi berhasil menaikkan elektabilitas sekitar 24 persen di quick count. Sedangkan pasangan kandidat lainnya cendrung stagnan,” katanya lagi. Selain itu, menurut pengajar universitas paramadina ini, satu yang menarik dari pilkada Jabar dan Sumut ini adalah ketidakmampuan Jokowi effect memenangkan pasangan yang didukungnya. Seperti yang diketahui, bahwa Jokowi sempat menjadi juru kampanye untuk pasangan Rieke-Teten di Pilkada Jabar, dan pasangan Effendi Simbolon-Jumira Abdi di Pilkada Sumut. “Kekalahan pasangan kepala daerah yang menghadirkan Jokowi sebagai juru kampanye di Jabar dan Sumut, bisa menunjukkan bahwa tuah jokowi mulai memudar,” pungkasnya. Sumber : Tribunnews.com Tweet
Isi Komentar : ![]() |
|
